Ekspedisi Samuik di P. Marak Kab. Pesisir Selatan Sumbar

6 06 2010

1 Januari 2010

Pagi, Awal tahun baru merupakan semangat baru dan tenaga baru. Sangat cocok untuk memulai suatu kegiatan yang sangat berarti. Pagi ini “Ekspedisi Samuik di Pulau Marak Kab. Pesisir Selatan Sumatera Barat” akan dimulai. Rencananya tim akan berangkat dari Pasar Baru jam 08.00 WIB dengan anggota ekspedisi ; Buk Henny, Rijal, Rifo, Vina, Puji, Vivi, Robby dan Dali. Total keseluruhannya delapan orang. Dari Pasar Baru, tim naik mobil kijang menuju perkampungan Sungai Pinang. Selama dalam perjalanan tidak ada halang rintang yang begitu berarti, hanya jalur yang ditempuh menuju perkampungan Sungai Pinang setelah Bungus sedikit mendaki-menurun, berlubang, berbatu-batu dengan jalan hanya untuk satu buah mobil serasa lagi OFF ROAD. Siang, Tim sampai di Sungai Pinang jam 10.32 WIB. Penyebrangan akan dilakukan dengan menggunakan boat “KALAWEIT” setelah shalat Jum’at. Jam 14. 35 Wib tim bersiap-siap untuk melakukan penyebrangan ke Pulau Marak. Aroma laut sudah tercium dan pelan-pelan air laut bergemericik ke wajah kami. Boat “KALAWEIT” meraung-raung dan memecah gelombang seolah-olah ingin berpacu dengan angin. Hawa dan bau petualangan di Pulau Marak sudah terasa menerpa wajah kami. Tidak sabar lagi untuk memulai petualangan baru.

Malam, Setelah makan malam tim melakukan briefing untuk petualangan dan ekspedisi esok hari. Malam berangsur-angsur larut dalam suara hempasan ombak dan nyanyian nyamuk malam. Tim mempersiapkan tenaga untuk petualuangan esok.

2 Januari 2010

Pagi, 07.15 WIB mulai sarapan pagi, tersasa seperti di rumah sendiri. Tim dijamu dengan nasi goreng dengan lauk ayam dan telur dadar yang menggiurkan. 08.00 WIB tim mulai melakukan perjalanan. Untuk hari ini ada tiga area yang akan dijelajahi oleh tim, yaitunya; hutan mangrove, pinggir hutan dan dalam hutan. Pada masing-masing area akan dibuat transek dengan panjang 200 m untuk pemasangan metoda “Pit Fall Trap” atau perangkap jebak yang diisi dengan alkohol 70 %. Pada masing-masing transek dipasang 20 pit fall trap. Tim dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan empat orang. Pada area hutan mangrove tim dipimpin oleh Rijal, sedangkan pada area pinggir hutan tim dipimpin oleh Rifo. Pada saat pemasangan pit fall trap tim juga melakukan metoda “Direct Sampling” atau  mengoleksi lansung semut yang ditemukan dengan menggunakan pinset dan dimasukkan ke dalam botol vial yang berisi alkohol 70%. Di pulau ini banyak ditemukan tumbuhan epifit sarang semut atau Myrmecodia yang biasa dijadikan bahan obat oleh ahli-ahli farmasi. Jam 10. 47 WIB tim sudah berkumpul kembali pada titik pertemuan yang sudah disepakati. Dan perjalanan dilanjutkan ke dalam hutan dengan kegiatan yang sama.

Siang, Terdengar indah nyanyian-nyanyian dari Hylobates syndactylus dan Hylobates agilis, membuat ekspedisi ini makin seru.  Siang itu tim sudah kembali lagi ke camp untuk istirahat sejenak dan makan siang. Tapi sayang anggota tim ekspedisi di Pulau Marak berkurang setengahnya, soalnya empat orang anggota tim ada keperluan mendadak yang tidak bisa ditunda sehingga harus kembali ke Padang. Terima kasih tim… hati-hati di jalan… Anggota tim yang masih bertahan terdiri dari; Rijal, Rifo, Vina dan Puji. Walaupun anggota tim berkurang, kami masih semangat untuk berpetualang dan menjelajahi hutan Pulau Marak untuk mengoleksi semut. Jam 13.58 WIB kami melakukan kegiatan selanjutnya yaitu metoda “Winkler”, yaitu  metoda yang digunakan untuk mengekstraksi serasah untuk mendapatkan semut. Metoda ini bertujuan untuk mengoleksi semut di serasah.

Sore, Metoda Winkler telah selesai dilakukan sebelum waktu ashar masuk. Rencananya setelah shalat ashar tim akan melakukan ekspedisi di tepi pantai. Sekarang waktunya berenang dan memancing, santai dan melepas lelah, perjalanan di sepanjang pantai Pulau Marak bagaikan suatu kenikmatan yang tidak bisa digantikan, pasir putih bak permata berkilauan di sepanjang pantai. Angin yang berhembus sepoi-sepoi, aroma laut yang khas dan suara deburan ombak yang membuat kita bisa melupakan segala lelah dan letih seharian. Terasa begitu santai dan rileks.

Malam, Sampai saat ini tim yang masih bertahan empat orang. Kami memulai briefing dan membahas untuk kegiatan esok hari.

3 Januari 2010

Pagi, Pagi semua, pagi dunia, pagi Pulau Marak, pagi tim, pagi Hylobates syndactilus, pagi Hylobates agilis, pagi Sus Scrofa dan pagi Varanus salvator. Tapi pagi ini tersa beda dengan pagi-pagi sebelumnya?. angin bertiup kencang, tapi semangat tim masih kokoh bagaikan pohon kelapa yang mau menghadang angin dan terus menghadap ke laut, dimana sesuatu yang luas berada. Pagi ini tim akan melakukan metoda “Baited Trap” atau memancing semut dan mengoleksinya. Metoda ini menggunakan umpan selai kacang dan ikan tuna. Diawali dengan hutan mangrove dan rencananya akan diakhiri di dalam hutan. Hutan mangrove yang terletak di sepanjang pinggir pantai telah selesai kami jelajahi dan metoda baited trap pada lokasi inipun telah siap. Baru masuk ke area selanjutnya, apa mau  dikata! Hujan turun dengan gerimisnya bergandengan tangan dengan angin yang bertiup dengan ributnya, terjadilah apa yang dikatakan orang dengan…BADAI. Tim segera mencari tempat untuk berlindung. Kegiatan yang telah direncanakan untuk hari ini terpaksa ditunda sampai badai reda. Ya hujan…ya dingin… ya… lapar, tapi kalau sudah begini enaknya makan mie rebus sambil mancing ikan…hehehe. Kami banyak dapat ikan.

Siang menjelang sore, Kegiatan  hari ini terpaksa ditunda sampai esok hari, karena badai tak mau berdamai hari ini. langit masih menangis, entah pertengkaran seperti apa yang terjadi antara langit dan matahari. Mudah-mudahan esok mereka berdua sudah berbaikan kembali. Kegiatan hari ini terpaksa dilakukan hanya di camp sambil memberi label sampel-sampel yang telah dikoleksi.

4 Januari 2010

Pagi, Bangun pagi…kagak mandi…wokelah kalo begitu…okelah kalo begitu…okelah kalo begitu. Tim melanjutkan kegiatan kemarin yang tertunda yaitu melanjutkan metoda baited trap di pinggir hutan dan di dalam hutan.

Siang, Istirahat dan melepas lelah yang dilanjutkan dengan makan siang. Tim beristirahat di tepi pantai. Betapa beruntungnya kami bisa melihat segerombolan Lumba-lumba yang meloncat keluar-masuk permukaan air. Wah! Suatu pemandangan yang luar biasa, bisa melihat Lumba-lumba di alam bebas. Tim melakukan metoda direct sampling dengan tracking di dalam hutan, pinggir hutan dan pada hutan mangrove. Kami banyak mendapatkan koloni semut yang dikoleksi beserta sarang-sarangnya. Tim merasa sangat puas karena sampel yang didapatkan siang ini cukup banyak.

Sore, Seperti biasa, tim melepas lelah seharian dengan berenang sambil snorkling yang dilanjutkan dengan acra memancing bareng. Akan tetapi, malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Salah seorang anggota tim; Puji mengalami kecelakaan, kakinya robek oleh karang. Tim segera memberikan pertolongan pertama pada puji. Kami membawa puji ke camp agar bisa diobati lebih baik. Karena luka yang dialami puji sangat serius, proses evakuasi segera dilakukan. Puji dievakuasi dari pulau untuk dibawa ke desa seberang , yang mengevakuasi puji adalah da Anton dan tim medis dari “KALAWEIT”; da Rio. Terima kasih banyak da!

Malam, Sesampai di puskesmas terdekat, luka puji harus dijahit. Kata bu dokternya “lukanya cukup dalam, kalu tidak dijahit bisa infeksi dan bengkak…!”. Akhirnya kaki puji dijahit dengan total 10 jahitan. Puji terpaksa menginap  di desa Sungai Pinang sampai esok hari. Tim evakuasi kembali lagi ke Pulau. Sampai saat ini tim ekspedisi samuik di Pulau Marak yang bertahan tinggal tiga orang; Rijal, Rifo dan Vina. Kami briefing untuk kegiatan besok.

5 Januari 2010

Pagi, Semangat tim… hari ini adalah hari terakhir dari ekspedisi kita. Kegiatan pagi ini dimulai setelah sarapan pagi. Hari ini adalah hari terakhir dan hari untuk mengambil kembali pitfall trap yang dipasang kemarin lusa.  Dan mengambil serasah beserta tanah dengan ukuran 15×15 cm pada beberapa titik tertentu. Semua kegiatan ini selesai pada jam 11. 19 WIB. Tim beristirahat di camp sambil mengemas peralatan masing-masing. Kami siap untuk kembali ke Padang kota tercinta.


Aksi

Information

2 responses

8 01 2013
Adela Eka Putra Marza

Salam kenal.
Saya traveling writer, menulis lepas di beberapa majalah traveling nasional. Sebenarnya saya juga orang asli Pesisir Selatan. Tapi saat ini berdomisili di Medan, sejak 7 tahun.
Saya berencana ingin melakukan perjalanan sekaligus liputan ke Pulau Marak. Jika boleh, saya butuh kontak dengan tim Kalaweit di pulau tersebut.
Terima kasih.

20 02 2013
caponkslank

Mannnntaaappp,,tp sayang kalaweit tidak lagi di pulua marak,,pai diving se awak ka pulau marak naah

Tinggalkan Balasan ke caponkslank Batalkan balasan