Reptil (Antara Mitos dan Sains)

29 06 2010

Siapa sih yang tidak tahu dengan Reptil atau biasa disebut binatang melata dan juga banyak cerita-cerita tentang binatang ini yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari. Semua yang terdengar begitu menakutkan bagi orang awam, sebut saja ular; semua ular berbisa; ular dengan corak berwarna terang berbisa; kadal-kadal tertentu berbisa serta mematikan dan lain-lain. Apakah semua cerita tersebut benar ? Nah disini kita akan mengupas cerita-cerita tersebut berdasarkan pengalaman dan perjalanan saya selama kuliah di Biologi baik KL maupun perjalanan sehari-hari yang tentunya sangat terbatas oleh ruang dan waktu (Sumatera Barat).

Pertama-tama kita bicarakan binatang melata yang paling dikenal masyarakat awam secara morfologi/bentuk tubuh yang sangat berbeda dengan binatang lain. Ular memiliki banyak cerita yang lebih tepatnya disebut mitos. Pada salah satu mitos disebutkan bahwa semua ular berbisa, padahal hanya 17 dari seratusan jenis ular yang berbisa (berdasarkan Venomous Snakes of Asia karangan Gernot Vogel), semua jenis ular berbisa tersebut tersebar diberbagai ketinggian dan tipe habitat. Mungkin masyarakat yang hidup di daerah desa atau kota sekalipun pernah mendengar jenis ular dengan nama lokal Cantik Manis (Indonesia) atau Cinto Manih (Minang). Ular Cinto Manih berdasarkan mitos sangatlah unik dimana ular ini adalah ular yang dahulunya hidup disurga bersama Adam dan Hawa. Suatu saat iblis menumpang untuk masuk kesurga dengannya dan menghasut Hawa untuk memakan buah Khuldi yang kemudian membujuk Adam, sehingga mereka berdua memakannya. Ketika Allah SWT mengetahuinya, maka mereka di jatuhkan ke Bumi beserta sang Ular. Oleh karena itulah sang Ular yang biasa manja disurga tak bisa mencari makan dan bentuk serta warnanya nan elok membuat seluruh binatang khususnya burung kasihan padanya, sehingga burung sering memberi makan ular tersebut, padahal cerita tersebut tidaklah benar. Ular Cinto Manih adalah salah satu jenis Viper yang umumnya aktif bergerak dimalam hari, sehingga orang sering melihatnya sedang diam disiang hari dan sering memangsa burung dimalam hari.

Kadal adalah salah satu binatang melata yang cukup dikenal. Banyak jenis kadal salah satunya Bingkaruang (Minang) atau disebut juga Skink (Inggris), dalam mitos disebutkan bahwa Bingkaruang berbisa dan bila menggigit tak akan dilepas terkecuali ada terdengar petir (tentu saja bila hari hujan), hal ini selalu diceritakan turun temurun diberbagai daerah di Sumatera Barat (Minang). Cerita tentang Bingkaruang tidaklah benar karena Bingkaruang merupakan kadal yang tidak berbisa dan biasanya akan melepaskan gigitannya bila didiamkan saja. Masih seputar Bingkaruang, pada berberapa daerah baik Sumatera Barat maupun Nasional masih banyak yang percaya akan keberuntungan yang dibawa oleh Bingkaruang dengan ekor bercabang dalam perjudian begitu juga dengan cicak dengan ekor bercabang, padahal ketika SMP atau SMA kita telah belajar dan mengetahui bahwasanya kadal mempunyai sifat regenerasi atau dapat memulihka bagian tubuh yang hilang khususnya bagian ekor dan tak menutup kemungkinan terjadi kesalahan dalam pemulihan tersebut. Pada mitos lain juga disebutkan bahwa Pelangi terjadi dikarenakan perkelahian Bingkaruang dengan Ular (Wallahualam). Kadal-kadal pohon seperti bunglon atau sikasek(Minang) atau Sindang Baurai (Panti-Pasaman) juga dipercaya berbisa oleh masyarakat awam, pada kenyataanya tidaklah demikian. Bahkan salah satu kadal pohon yang biasa disebut Kalalaso (Minang) atau cicak terbang dianggap berbisa padahal tidak dan bagian tubuhnya (selaput pada leher) dapat dijadikan tuba/racun (Batipuh-Tanah Datar).

Kura-kura juga memiliki mitos yang beraneka, sebut saja kura-kura darat atau Baniang (Minang) mempunyai asal usul yang unik. Dahulu kala hiduplah dua orang saudara/teman. Suatu ketika tersebutlah adanya pembagian daging Qurban, salah seorang dari mereka tidaklah mendapatkan daging tersebut, dengan penuh harap dia bertanya pada teman/saudaranya “Saudara/temanku apakah kamu mendapat daging Qurban yang dibagikan tadi ?” dan sang teman/saudara tadi menjawab “Tidak teman/saudaraku”. Karena hal tersebut daging yang disembunyikan dibawah penutup nasi yang terbuat dari bambu menjadi Baniang dan melarikan diri dari saudara/teman yang berbohong tadi (hal ini diceritakan turun-temurun terutama guna memberi penjelasan mengapa daging kura-kura darat halal untuk dimakan. Hal diatas sangatlah tidak logis namun tentu daging kura-kura darat halal dikarenakan jenis ini hanya memakan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Penyu juga memiliki mitos yang tak kalah menarik, pada salah satu daerah di Minangkabau dianggap sakral/suci bahkan didewakan, banyak mitos mengenai penyu didaerah ini seperti: jala yang tersangkut penyu akan sial dalam beberapa lama (hitungan hari), pembakaran hio dan kemenyan serta pemberian sesajen untuk memperlancar rezeki (telur), sakralnya penyu besar dengan cacat fisik (cenderung didewakan) dan lain halnya. Hal tersebut sangatlah berlebihan penyu besar tersebut merupakan jenis yang disebut penyu Belimbing yang memang sudah langka sehingga tidak heran jika ditemukan hanya seekor dan cacat fisik tersebut dapat disebabkan oleh musuh atau pemangsanya ketika penyu tersebut masih kecil. Labi-labi (Minang) atau Soft Shell Turtle (Inggris) mempunyai mitos yang mirip dengan Bingkaruang dimana ia tidak akan melepaskan gigitannya sebelum terdengar petir (tentunya bila hari hujan), padahal ia akan melepaskannya bila didiamkan saja, namun satu hal yang benar bahwa gigitan hewan ini cukup menyakitkan dan dapat menyebabkan luka yang serius.


Aksi

Information

Satu tanggapan

2 01 2015
yuda mahendra

masa sih?

Tinggalkan komentar